BayuFlashSite

Informasi, Ilmu Pengetahuan, Hacking, Software

Menara Iblis

Menara misterius Iblis, yang dikenal sebagai Devils Tower, terletak di timur laut Wyoming di Amerika Serikat. Tingginya lebih dari 1.266 ft, yang sebanding dengan ketinggian Empire State Building, yang sekitar 1.250 ft tanpa puncak menara. Batu terbentuk sekitar 65 juta tahun yang lalu oleh aktivitas gunung berapi.


Legendanya : Berbagai legenda yang menceritakan tentang asal-usul menara. Satu cerita dari Kiowa, arapaho, Crow, cheyenne dan suku Sioux, ketakutan sekelompok gadis-gadis kecil dikejar oleh beruang raksasa. Menurut legenda ini, tujuh gadis Indian suatu hari bermain di hutan. Beruang besar datang kepada mereka dan mengejarnya. Gadis-gadis melarikan diri dengan cepat melalui pepohonan, tetapi beruang perlahan-lahan dapat menyusul mereka. Karena situasi membuat mereka menjadi putus asa, gadis-gadis melompat ke atas batu karang yang rendah dan berdoa dengan suara keras ke Roh Leluhur untuk menyelamatkan mereka. Tiba-tiba batu kecil mulai tumbuh ke atas, mengangkat tujuh anak perempuan lebih tinggi dan lebih tinggi ke langit. Beruang yang marah melompat ke sisi menara (batu tersebur) dan meninggalkan bekas cakar, yang dapat dilihat sampai saat ini di atas dinding batu.




Dikenal oleh orang Indian sebagai Mateo Tepee atau Grizzly Bear Lodge, menara ini sebenarnya adalah sisa gunung berapi ekstrusi yang terjadi 60-70 juta tahun yang lalu. Tumbuh sekitar 1.200 meter di atas Sungai Fourche Belle, menara ini pertama kali dilihat oleh penjelajah kulit putih dari AS,pada Geological Survey pada tahun 1875. Para surveyor menyebut batu itu Devils Tower, setelah tau nama tua yang diberikan Indian, The Bad Allah Tower. Pertama kali dipanjat, dengan menggunakan tangga kayu panjang yang melekat pada permukaan batu, pada 4 Juli 1893.
Hari ini, menara ini adalah situs mendaki populer dan lebih dari 20.000 ascents telah dibuat. Menara ini masih sangat dihormati sebagai situs pencarian visi orang Indian. Penggunaannya saat ini masih terus sebagai objek untuk Indian dan non-Indian, dan banyak pengunjung telah melaporkan melihat fenomena cahaya aneh dan UFO yang terbang disekitar puncak menara.




















































Sisa-sisa runtuhan cucu Alfred the Great - seorang Saxon putri yang menikah dengan salah satu pria paling berkuasa di Eropa - telah digali lebih dari 1.000 tahun setelah kematiannya.

Tulang Ratu Eadgyth yang hampir utuh - ditemukan terbungkus sutra, di dalam peti mati yang berada dalam katedral Jerman.

Eadgyth adalah salah satu anggota tertua dari keluarga kerajaan Inggris - diberikan dalam perkimpoian kepada Kaisar Romawi Suci dan berpengaruh Otto I dan tinggal di Jerman hingga kematiannya pada 946AD, pada usia 36.



Para arkeolog Inggris yang terlibat dalam penemuannya menyambutnya sebagai "salah satu penemuan sejarah yang paling menarik dalam beberapa tahun terakhir '.

Tulang ini kini telah dibawa kembali ke asal Eadgyth, Wessex untuk tes ilmiah untuk sepenuhnya mengkonfirmasi identitasnya.

Kakeknya Alfred the Great adalah raja pertama Anglo Saxon, sementara saudara tirinya Athelstan adalah Raja pertama Inggris.

Tulang Madgeburg digali di katedral di Jerman. Temuan diumumkan pada sebuah konferensi di University of Bristol.

Profesor Mark Horton dari Departemen Arkeologi dan Antropologi di Bristol mengatakan bahwa 'sangat mungkin' bahwa yang ditemukan ini adalah Ratu.

Dia melanjutkan, "Jika kita dapat membuktikan ini adalah benar-benar Eadgyth, ini akan menjadi salah satu penemuan sejarah yang paling menarik dalam beberapa tahun terakhir."

Eadgyth sudah berusia 19 tahun ketika ia dikirim ke Jerman dengan adiknya Adiva dalam upaya untuk membangun jembatan politik.

Penguasa Jerman Otto ketika diminta untuk memilih antara saudara atau menikah, ia memilih untuk menikah Eadgyth.

Ratunya melahirkan dua anak: seorang gadis Liutgarde, yang menikah dengan Conrad the Red, dan anak laki-laki Liudolf, Duke of Swabia.

Eadgyth tinggal di Sachsen, Jerman, hingga kematiannya ketika ia dimakamkan di sebuah biara di Madgeburg.



Meskipun makamnya ditandai di kota Katedral oleh monumen abad ke-16 yang rumit, sejarawan percaya bahwa makam itu telah hilang atau bahwa makam yang ada itu kosong.

Tetapi pada tahun 2008, ketika tutup itu dibuka untuk pertama kalinya selama berabad-abad, arkeolog menemukan petunjuk di dalam peti mati, bahwa tulang itu bernama Ratu Eadgyth dan rekaman akurat tentang transfer jenazahnya di 1510.

Di dalam peti mati itu menemukan kerangka yang hampir lengkap dari perempuan berusia antara 30 dan 40, terbungkus dalam sutra.

Profesor Harald Meller dari Landesmuseum Vorgeschichte di Halle, yang memimpin proyek itu, mengatakan: "Kami masih belum sepenuhnya yakin bahwa ini adalah Eadgyth walaupun semua bukti ilmiah mengarah pada penafsiran ini.

'Pada Abad Pertengahan banyak kuburan dan tulang telah gampang dipindah dan menjadi terkontaminasi, dan ini membuat identifikasi definitif menjadi sulit. "

Para peneliti berharap untuk melacak tanda tangan atau isotop kimia dalam tulang dengan identik jejak di batuan sekitar Wessex di mana dia mungkin telah dewasa.




Sumber : kaskus.us



Kini anda tidak perlu lagi membeli kembang apai seharga ratusan ribu rupiah hanya untuk melihat cahaya kembang api. Kini Sega Toys meluncurkan sebuah alat berupa proyektor yang dapat membuat kembang api sendiri. Proyektor ini menembakkan cahaya kembang api ke langit-langit dan udara sehingga kembang api pun akan tercipta dan dapat dinikmati kapan pun anda mau.Proyektor ini mempunyai lima lensa yang akan menciptakan sensai kembang api yang mirip dengan aslinya. Selain itu proyektor ini juga dapat memutarkan kembang apai yang dapat anda buat dan ciptakan sendiri. Menarik bukan ??
komentarin ahh:
mantap nih... gak butuh kembang api lagi.. dijamin kembang api bakal awet... aman lagi...



Teritorial Guam (Guahan dalam Bahasa Chamorro) adalah sebuah pulau di bagian barat Samudera Pasifik dan juga sebuah organized unincorporated territory Amerika Serikat. Ibukotanya adalah Hagatna, dulunya Agana. Mayoritas ekonomi Guam berasal dari sektor pariwisata (90% turis berasal dari Jepang) dan pangkalan Tentara Amerika Serikat. Sebagai salah satu teritorial AS yang paling dekat dengan Garis Tanggal Internasional, Guam dijuluki sebagai "tempat di mana Amerika dimulai", sehingga frase itu menjadi semboyan teritorial pulau itu.

Guam merupakan sebuah contoh utama dari efek berbahaya sebuah spesies penyerbu: seekor ular pohon coklat (Boiga irregularis) yang beracun namun tidak membahayakan masuk ke kapal pengangkut tentara AS secara diam-diam pada akhir Perang Dunia II. Kapal itu berangkat dari Filipina menuju Guam. Di Guam, ular itu membunuh hampir seluruh populasi burung di pulau yang tadinya bebas ular. Ular itu tidak mempunyai pemangsa alami di Guam; sekarang, Guam merupakan salah satu wilayah dengan kepadatan ular yang tertinggi di dunia (2.000 ular/km²).

Bandara Guam ialah Bandara Antonio B. Won Pat.





Ibukota

Teritori

Google earth, ternyata kecil ya





Do you know what it is? A mosque. True.
Where is this?Middle east. Wrong!It’s in Sarajevo, Bosnia-Herzegovina.
What is the name of the mosque?Something you are familiar with. It’s Istiqlal Džamija.
Who built it?It was built by former President Soeharto of Indonesia


Mesjid Haji Muhammad Soeharto akan menjadi mesjid terbesar dan terpenting di Bosnia. Selain monumental, keberadaan mesjid itu akan menjadi simbol bagi solidaritas Muslim Indonesia terhadap perjuangan rakyat Bosnia yang menderita akibat perang. Pak Harto melakukan perjalanan bersejarah ke Bosnia yang sedang diamuk perang. Perjalanan ke Sarajevo, ibukota Bosnia Herzegofina, Maret 1995, memang penuh risiko. Namun tekad Pak Harto untuk berkunjung ke Bosnia sudah bulat. Perjalanannya ke Sarajevo setelah menghadiri KTT untuk Pembangunan Sosial di Kopenhagen, Denmark, dan kunjungan balasan ke Kroasia.

Dalam referendum Mei 1991, pasca berakhirnya kekuasaan komunis di negara-negara bekas Yugoslavia, Kroasia dan Bosnia, memutuskan menjadi negara yang merdeka. Indonesia telah membuka hubungan diplomatik dengan kedua negara tersebut. Di Bosnia, Pak Harto meresmikan Masjid M. Soeharto yang dibangun dengan dana bantuan pengusaha Indonesia, H. Probosutedjo.
Tahun 1995, kawasan bekas Yugoslavia ini dilanda perang saudara yang melibatkan pasukan Serbia-Kroasia dan Serbia-Bosnia. Kedua pihak mengerahkan pasukan dan persenjataan berat, termasuk serangan mortir dan artileri besar-besaran. Saat itu perang Balkan sedang menghangat.
Dalam penerbangan ini semua anggota rombongan sesuai ketentuan harus menggunakan rompi anti peluru dan menandatangani pernyataan menanggung segala risiko. Pak Harto melakukannya karena menyerahkan dirinya kepada kekuasaan Allah. Kekhawatiran bagi keamanan perjalanan Presiden RI ke Sarajevo, tidak saja ada di kalangan pejabat Indonesia tetapi juga para staf PBB di Zagreb.
Presiden Soeharto berada di Sarajevo sekitar dua jam dan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Bosnia Alija Izetbegovic. Ketika itu, Alija sangat mengharapkan Pak Harto mengambil peranan aktif untuk mengatasi kemelut yang melanda negerinya.
Perjalanan yang penuh risiko ini dilakukan Pak Harto karena komitmennya yang kuat selaku Ketua GNB, agar bisa membantu terciptanya perdamaian di kawasan Balkan. Pak Harto berupaya keras menghentikan konflik bersenjata yang menewaskan rakyat sipil, khususnya pembantaian muslim Bosnia.



Pada awal Maret 1995, Soeharto, yang seperti biasa didampingi beberapa pembantu terdekatnya, seperti Mensesneg Moerdiono dan Menlu Ali Alatas mengadakan lawatan ke Eropa. Dalam agenda kunjungan itu, Soeharto juga akan ke Sarajewo, ibukota Bosnia, yang ketika itu menjadi kawasan perang yang brutal. ABRI mengirimkan pasukan pendahulunya untuk menyiapkan kedatangan Soeharto beserta rombongan ke Bosnia, termasuk melakukan pendekatan kepada pemerintah Bosnia serta berbagai faksi yang sedang berseteru. Ketika rombongan Presiden RI tiba di Eropa, belum ada kepastian bisa tidaknya rombongan itu ke Bosnia. Dalam suasana belum pasti itu, sebuah pesawat milik PBB yang melintas di Bosnia ditembak jatuh pada 11 Maret 1995.Kejadian itu memberikan tekanan yang tinggi bagi rombongan Indonesia yang ingin ke Bosnia tersebut. Namun, Soeharto memutuskan tetap pergi ke medan tempur itu pada 13 Maret, atau dua hari setelah pesawat PBB ditembak jatuh.Persiapan pun terus dilaksanakan, mulai menyiapkan substansi pertemuan hingga persiapan pengamanan.Puluhan wartawan yang menjadi bagian rombongan kunjungan presiden pun berharap bisa ikut penerbangan "berani mati" ke kawasan yang ketika itu sedang diwarnai pertumpahan darah itu. Maka, mulai lah banyak rayuan yang disampaikan ke Moerdiono, penanggung jawab perjalanan, agar bisa masuk dalam daftar yang ikut ke Sarajevo, ibukota Bosnia. Upaya rayu-merayu itu berjalan alot, karena sudah dipastikan bahwa jumlah rombongan yang akan ikut Soeharto ke Bosnia itu sangat terbatas.Akhirnya Moerdiono memutuskan bahwa hanya dua wartawan yang akan ikut terbang ke Bosnia, yakni dari LKBN ANTARA serta RRI. Alasan pemilihan itu akhirnya dapat diterima oleh puluhan wartawan lainnya. Dua wartawan itu kemudian mendapat tugas untuk membuat laporan kepada teman-teman wartawan yang tidak ikut dalam penerbangan itu, walaupun ketika itu belum diketahui cara melaporkan berita kepada mereka dan kepada redaksi masing-masing.

'Kontrak mati'

Akhirnya Presiden Soeharto berangkat dari Kroasia ke Sarajevo, ibu kota bosnia Herzegovina, pada 13 Maret 1995. Jumlah penumpang pesawat buatan Rusia itu hanya 15 orang yang terdiri atas seorang wanita petugas PBB, serta 14 orang Indonesia.Soeharto, didampingi Moerdiono, Ali Alatas, diplomat senior Nana Sutresna, ajudan Kolonel Soegijono, Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden Kolonel Sjafrie Sjamsoeddin, juru foto kepresidenan Saidi, serta beberapa orang lainnya, termasuk ANTARA dan RRI.
Para wartawan yang tinggal di Kroatia kemudian menyalami ANTARA dan RRI di tangga pesawat dan pada wajah-wajah mereka tampak jelas kekhawatiran atau ketakutan akan nasib rombongan ini. Mungkin juga, perasaan kurang beruntung karena mereka tidak bisa turut.Tidak lama setelah pesawat PBB itu tinggal landas dari Kroasia, seluruh rombongan mendapat sebuah formulir berbahasa Inggeris yang harus ditandatangani semua orang, termasuk Soeharto. Formulir itu berupa penegasan bahwa PBB tidak akan bertanggung jawab jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam penerbangan itu.
Walau sempat ragu-ragu, tidak ada lagi yang bisa dilakukan kecuali
menandatangani kontrak itu. Terlihat juga Soeharto, Moerdiono, Ali Alatas
membubuhkan tanda tangannya dalam formulir tersebut.Setelah terbang sekitar satu jam, akhirnya pesawat buatan Rusia itu mendarat dengan mulus di Sarajevo.Sambil mengenakan rompi anti peluru ANTARA pun dengan tergesa keluar pesawat agar bisa memotret Soeharto turun dari pesawat.
Ketika itu, Soeharto mendapat pengawalan sangat ketat oleh pasukan bersenjata PBB serta Paspampres.
Kemudian anggota rombongan diperintahkan segera masuk ke kantor PBB di bandara itu sambil menunggu persiapan ke kantor pemerintah setempat di tengah kota. Untuk rombongan itu, PBB menyediakan beberapa kendaraan lapis baja pengangkut personel (armoured personel carrier/APC).Soeharto yang juga naik APC disertai ajudan dan pengawal serta seluruh anggota
rombongan kemudian berangkat ke pusat kota Sarajevo dengan mendapat pengawalan yang super ketat. Begitu sampai di pusat pemerintahan Bosnia, Soeharto langsung mengadakan pertemuan tertutup dan anggota rombongan lainnya tidak diperkenankan pergi ke tempat lain agar terhindar dari kemungkinan serangan bersenjata dan penembak gelap. Sambil menunggu, ANTARA dan RRI mulai gelisah karena tidak tahu cara untuk mengirim berita. Akhirnya berkat bantuan juru foto Saidi, kedua wartawan ini bisa berbicara dengan Dan Grup A Paspampres Kolonel Sjafrie untuk memakai pesawat telepon langsung yang disiapkan untuk Soeharto.Tanpa memakai kode akses lokal atau internasional, giliran pertama diberikan kepada wartawan RRI untuk langsung menelepon ke kantornya di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.Ketika itu dia langsung bisa mengudara dan laporan berita olah raga yang ketika itu, sekira pukul 20.10 WIB, sedang disampaikan RRI di sela laporan langsung dari Bosnia.Kemudian giliran ANTARA menelepon ke Jakarta dan dilanjutkan ke wartawan-wartawan yang menunggu di Kroasia untuk memberikan laporan mengenai kunjungan Soeharto di negeri yang sedang berperang itu.Pengalaman mengirim berita dari medan perang itu bakal tak terlupakan.Setelah Soeharto berunding dengan pejabat-pejabat tinggi Bosnia, akhirnya rombongan kembali ke bandara untuk selanjutnya terbang lagi ke Kroasia. Namun ANTARA dan RRI ternyata tidak bisa lagi satu pesawat dengan Soeharto karena ada dua jenderal TNI yang datang mendahului Soeharto harus ikut satu pesawat dengan presiden.Dengan bantuan seorang letnan kolonel Paspampres, ANTARA dan RRI hari itu juga bisa bergabung dengan menggunakan pesawat PBB yang mengangkut ratusan prajurit
PBB yang akan istirahat di Kroasia.Malam itu juga, kedua wartawan ini tiba di Kroasia. Tepuk tangan meriah diberikan wartawan lain ketika mereka melihat dua wartawan itu sudah berada di lobi hotel dengan selamat.Perjalanan Soeharto ke medan perang itu, walaupun tidak diikuti dengan konperensi internasional mengenai penyelesaian masalah Bosnia seperti direncanakan, semula tetap dikenang sebagai sebuah perjalanan bersejarah. Lawatan itu akhirnya menghasilkan berdirinya sebuah mesjid megah di ibu kota Bosnia yang merupakan hasil penyaluran bantuan banyak dermawan asal Indonesia.

cuma mau berbagi foto2 eksekusi tersangka anggota PKI 1948, TKP-nya di magetan sekitar tahun 1948 bukan madiunnya. Kalo soal fakta yang ada di lapangan saya kurang tau,setau yang pernah saya baca pada waktu itu terkait adanya re-ra (reorganisasi-rasionalisasi) di tubuh TNI(kalo gak salah)
pantaskah kekejaman seperti ini dibalas cuma dengan pembantaian terhadap 7 orang jendral saja ?
kira-kira jahatan mana nih gan ?


pertamanya dikarak keliling kampung /kota??

diiket satu-satu

disuruh gali lobang (kubur sendiri???)

dibariskan

dan akhirnya bayonet yang berbicara


supaya yakin mati, yang sudah terkapar pun masih ditusuk2in pake bayonet sekujur tubuhnya gan

salah satu tersangka..liat gan, celurit masih nempel di kepala


dan akhirnya

oh iya..sepertinya banyak yg salah pengertian, ini yg dibantai justru tersangka PKI nya gan, yang kadang cuma ikut2an doang, belum tentu juga mereka komunis gak percaya Tuhan















Related Posts with Thumbnails
Related Posts with Thumbnails